Mengenal Rumah Tradisional Jepang dan Keistimewaannya
Rumah tradisional Jepang merupakan salah satu rumah tradisional paling
digemari di dunia. Bahkan gaya ini sudah populer di dunia barat sebagai
gaya arsitektur “Zen” yang dapat dengan mudah dikombinasikan dengan gaya
minimalis. Hampir semua material rumah jepang menggunakan kayu, dan
dibuat sederhana serta tidak terlalu banyak barang. Rumah jepang sengaja
didesain seperti ini agar tidak mengakibatkan kerusakan parah saat
terjadi gempa. Biasanya rumah jepang dibuat seperti rumah panggung yang
ditinggikan sekitar 10 cm dari tanah lalu ditutup dengan balok kayu
untuk lantai, hal ini bertujuan untuk menghindari embun dari tanah. Yuk
kita simak apa saja keistimewaan rumah ini!
1.Washitsu (和室)
Keistimewaan pertama yaitu rumah tradisional Jepang memiliki ruang unik
yang tidak dapat ditemukan di negara lain. Ruang unik dan serba guna
yang beralaskan tatami ini disebut Washitsu. Washitsu dapat bermanfaat
sebagai ruang keluarga, ruang belajar, dan waktu malam berubah menjadi
kamar tidur (bayangin saja kamarnya nobita dan doraemon). Orang Jepang
tidak biasa menggunakan kursi di ruangan beralasan tatami ini, mereka
biasa duduk dengan beralasan tatami atau menggunakan bantal tipis yang
disebut zabuton. Nah, di ruangan ini juga terdapat “oshiire”, yaitu
lemari besar berpintu geser tempat menyimpan barang-barang (kasurnya
doraemon).
2. Tatami (畳)
Keistimewaan kedua yaitu tatami sejenis tikar tebal yang dibuat dari
jerami, sudah dipakai di rumah Jepang sejak sekitar 600 tahun yang
lalu. Tatami berasal dari kata kerja tatamu(畳む)yang artinya menumpuk
dengan kata lain tatami adalah pelapis lantai rumah yang terbuat dari
ikatan jerami yang dijadikan satu dengan papan kayu, dan biasanya di
dalam (interior) rumah tradisional Jepang, tatami ini di jadikan sebagai
lantai dan juga digunakan sebagai pembatas antara ruangan dalam dengan
ruangan luar. Ukuran kamar juga didasarkan pada jumlah tatami. Lantai
tatami terasa sejuk pada musim panas dan hangat pada musim dingin, dan
tetap lebih segar daripada karpet selama bulan-bulan. Pada saat tatami
pertama kali dipasang, tatami ini berwarna hijau, tetapi ketika
lama-kelamaan akibat terkena sinar cahaya matahari yang masuk ke dalam
ruangan, tatami ini berubah warna menjadi kuning. Cara membersihkan
tatami sangatlah mudah hanya dilap dengan kain yang diberi sedikit air
atau dengan penyedot debu (vacuum cleaner).
Tatami Hijau
Tatami Kuning
3. Fusuma (ふすま)
Keistimewaan ketiga yaitu dengan adanya Fusuma atau pintu geser yang
dibungkus dengan kertas atau kain tebal tembus pandang di atas bingkai
petak-petak kayu yang digunakan untuk memisah-misahkan ruangan (sebagai
penyekat atau pembatas antar ruangan dalam rumah). Tinggi pintu ruangan
pada rumah tradisional Jepang ini biasanya berkisar 6 kaki. Biasanya
kertas atau kain tersebut digambari dengan gambar pemandangan alam pada
satu atau kedua sisinya. Fusuma biasanya dapat dibongkar atau di
pindahkan untuk memperbesar ruangan atau membatasi ruangan. Dengan arti
lain fusuma adalah sebuah dinding yang dapat dipindah-pindahkan dan
dapat digeser.
Fusuma
Keistimewaan rumah Jepang selain fusuma adalah Shoji. Shoji tersebut
adalah pintu geser yang dibungkus dengan kertas tipis yang direkatkan
pada petak-petak kayu dan bingkai pintu. Kayu tersebut biasanya tidak
diamplas. Shoji berasal dari Cina. Tinggi shoji pada rumah tradisional
Jepang biasanya berkisar enam kaki, normalnya dibagi menjadi empat
bingkai (frame). Yang paling utama dari fungsi shoji ini adalah sebagai
sekat atau untuk memisahkan ruangan dalam dengan ruangan luar atau
teras. Di dalam rumah modern, shoji digunakan sebagai pemisah ruangan
dimana sandal rumah dipakai ataupun tidak dipakai. Shoji kadang-kadang
dibelah menjadi dua, bagian atas dapat berfungsi sebagai jendela dan
bagian bawah dapat berfungsi sebagai pintu. Perbedaan antara fusuma dan
shoji adalah fusuma tidak dapat ditembus cahaya sedangkan shoji dapat
ditembus cahaya.
Shoji
5. Ranma (欄間)
Ranma atau jendela kecil di atas pintu yang memiliki ukiran yang berada
di atas dinding dan digunakan di antara shoji dan plafon untuk
memberikan sirkulasi udara dan cahaya. Ranma dibuat dalam berbagai macam
variasi ukuran. Di daerah barat ranma digunakan sebagai ventilasi dan
dekorasi dinding. Ranma dapat ditempatkan sebagai shoji, dalam dinding
atau dengan cahaya dibelakang dekorasi tersebut. Cahaya dapat
ditempatkan di belakang ranma untuk menerangi sebuah desain bangunan.
Ranma dapat dikatakan sebagai kusen.
6. Toko no ma (床の間)
Ranma
Tokonoma adalah suatu ruangan yang berukuran lebih kecil dari ruangan
yang ada di dalam rumah. Letaknya berada di dalam kamar dengan posisinya
lebih tinggi beberapa inchi dari lantai tatami (gaya ruangan masyarakat
Jepang). Alasan mengapa tokonoma dibuat satu tingkat lebih tinggi dari
lantai sebuah ruangan (tatami) adalah karena pada zaman dahulu sebelum
pengaruh agama Budha masuk ke Jepang, bangsa Jepang telah mengalami
sistem kepercayaan dinamisme yaitu percaya bahwa alam adalah segalanya
dan dapat dikatakan sebagai dewa bagi mereka. Mereka juga percaya bahwa
kesucian orang Jepang berasal dari alam dan kemudian menciptakan manusia
sebagai bagian dari alam. Maka mereka sering melakukan persembahan
kepada dewa-dewa mereka di dalam sebuah ruangan yang dilengkapi dengan
segala yang berbau alam seperti: ikebana dan dupa. Lantai pada ruangan
persembahan ini sengaja dibuat satu tingkat lebih dari ruangan tatami
dengan alasan bahwa lantai atas pada ruangan pemujaan ini diilustrasikan
sebaga dewa, sedangkan lantai bawah (tatami) diilustrasikan sebagai
manusia. Pada akhirnya setelah pengaruh agama Budha mulai masuk ke
Jepang maka ruangan persembahan ini pun telah berubah menjadi sebuah
bangunan yang dinamakan Butsudan (altar bagi agama Budha). Seiring
dengan berjalannya waktu maka Butsudan ini telah berubah menjadi sebuah
bangunan yang dinamakan tokonoma.
Toko no Ma
Genkan adalah koridor tempat penghuni rumah atau tamu masuk dan melepas sandal mereka. Memang orang Jepang punya kebiasaan unik melepas sandal sebelum masuk rumah. Tujuannya adalah supaya tidak mengotori tatami mereka (Seperti sinchan yang sering dimarahin mamanya karena lupa melepas sandal).
Di pinggir rumah terdapat lorong dengan lantai kayu yang disebut “roka”.
8. Toilet (和式トイレ)
Rokka
8. Toilet (和式トイレ)
Toilet tradisional jepang (washiki) adalah kloset jongkok juga dikenal
sebagai kloset Asia. Kebanyakan kloset jongkok di Jepang terbuat dari
porselen. Para pengguna toilet di Jepang kebalikan dari Indonesia dimana
mereka menghadap ke dinding di belakang toilet pada gambar terlihat di
sebelah kanan. Kloset jongkok dibagi menjadi dua jenis: kloset yang
berada di permukaan lantai, dan kloset yang berada di bagian lantai yang
ditinggikan sekitar 30 cm Yang terakhir ini lebih mudah digunakan bagi
aboi-aboi untuk buang air kecil sambil berdiri.
Washiki
Cara Pakai
8. Kamar Mandi
Umumnya rumah tradisional Jepang jarang memiliki kamar mandi. Bukan
karena orang jepang jarang mandi tetapi karena mereka lebih senang mandi
di tempat pemandian umum (sento atau onsen).
Biasanya tempat pemandian tersebut dipisah antara cewek dan cowok,
tetapi ada juga pemandian campuran. Waw buat para cowok pastinya
kesenengan ada tontonan gratis.
Sento
9. Dapur
Ada dua jenis dapur di rumah tradisional Jepang, yang pertama dengan
tungku dan yang kedua dengan cara digantung. Kedua cara ini sama-sama
menggunakan kayu bakar.
Dapur Kayu Bakar
Dapur di Gantung
Taman bergaya Jepang juga unik. Taman Jepang umumnya asimetris dan
memiliki tiga unsur utama, yaitu air (melambangkan kesucian dan
kehidupan), tanaman (melambangkan keabadian), dan batu (melambangkan
alam).
Taman