Sabtu, 09 April 2016

rumah tradisional jepang

Mengenal Rumah Tradisional Jepang dan Keistimewaannya

Rumah tradisional Jepang merupakan salah satu rumah tradisional paling digemari di dunia. Bahkan gaya ini sudah populer di dunia barat sebagai gaya arsitektur “Zen” yang dapat dengan mudah dikombinasikan dengan gaya minimalis. Hampir semua material rumah jepang menggunakan kayu, dan dibuat sederhana serta tidak terlalu banyak barang. Rumah jepang sengaja didesain seperti ini agar tidak mengakibatkan kerusakan parah saat terjadi gempa. Biasanya rumah jepang dibuat seperti rumah panggung yang ditinggikan sekitar 10 cm dari tanah lalu ditutup dengan balok kayu untuk lantai, hal ini bertujuan untuk menghindari embun dari tanah. Yuk kita simak apa saja keistimewaan rumah ini!
1.Washitsu (和室)
Keistimewaan pertama yaitu rumah tradisional Jepang memiliki ruang unik yang tidak dapat ditemukan di negara lain. Ruang unik dan serba guna yang beralaskan tatami ini disebut Washitsu. Washitsu dapat bermanfaat sebagai ruang keluarga, ruang belajar, dan waktu malam berubah menjadi kamar tidur (bayangin saja kamarnya nobita dan doraemon). Orang Jepang tidak biasa menggunakan kursi di ruangan beralasan tatami ini, mereka biasa duduk dengan beralasan tatami atau menggunakan bantal tipis yang disebut zabuton. Nah, di ruangan ini juga terdapat “oshiire”, yaitu lemari besar berpintu geser tempat menyimpan barang-barang (kasurnya doraemon).
Washitsu
Oshiire
2. Tatami (畳)
Keistimewaan kedua yaitu tatami sejenis tikar tebal yang dibuat dari jerami, sudah dipakai di rumah Jepang sejak sekitar 600 tahun yang lalu. Tatami berasal dari kata kerja tatamu(畳む)yang artinya menumpuk dengan kata lain tatami adalah pelapis lantai rumah yang terbuat dari ikatan jerami yang dijadikan satu dengan papan kayu, dan biasanya di dalam (interior) rumah tradisional Jepang, tatami ini di jadikan sebagai lantai dan juga digunakan sebagai pembatas antara ruangan dalam dengan ruangan luar. Ukuran kamar juga didasarkan pada jumlah tatami. Lantai tatami terasa sejuk pada musim panas dan hangat pada musim dingin, dan tetap lebih segar daripada karpet selama bulan-bulan. Pada saat tatami pertama kali dipasang, tatami ini berwarna hijau, tetapi ketika lama-kelamaan akibat terkena sinar cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan, tatami ini berubah warna menjadi kuning. Cara membersihkan tatami sangatlah mudah hanya dilap dengan kain yang diberi sedikit air atau dengan penyedot debu (vacuum cleaner).
Tatami Hijau
Tatami Kuning
3. Fusuma (ふすま)
Keistimewaan ketiga yaitu dengan adanya Fusuma atau pintu geser yang dibungkus dengan kertas atau kain tebal tembus pandang di atas bingkai petak-petak kayu yang digunakan untuk memisah-misahkan ruangan (sebagai penyekat atau pembatas antar ruangan dalam rumah). Tinggi pintu ruangan pada rumah tradisional Jepang ini biasanya berkisar 6 kaki. Biasanya kertas atau kain tersebut digambari dengan gambar pemandangan alam pada satu atau kedua sisinya. Fusuma biasanya dapat dibongkar atau di pindahkan untuk memperbesar ruangan atau membatasi ruangan. Dengan arti lain fusuma adalah sebuah dinding yang dapat dipindah-pindahkan dan dapat digeser.
Fusuma
4. Shoji (障子)
Keistimewaan  rumah Jepang selain fusuma adalah Shoji. Shoji tersebut adalah pintu geser yang dibungkus dengan kertas tipis yang direkatkan pada petak-petak kayu dan bingkai pintu. Kayu tersebut biasanya tidak diamplas. Shoji berasal dari Cina. Tinggi shoji pada rumah tradisional Jepang biasanya berkisar enam kaki, normalnya dibagi menjadi empat bingkai (frame). Yang paling utama dari fungsi shoji ini adalah sebagai sekat atau untuk memisahkan ruangan dalam dengan ruangan luar atau teras. Di dalam rumah modern, shoji digunakan sebagai pemisah ruangan dimana sandal rumah dipakai ataupun tidak dipakai. Shoji kadang-kadang dibelah menjadi dua, bagian atas dapat berfungsi sebagai jendela dan bagian bawah dapat berfungsi sebagai pintu. Perbedaan antara fusuma dan shoji adalah fusuma tidak dapat ditembus cahaya sedangkan shoji dapat ditembus cahaya.
Shoji

5. Ranma (欄間)
Ranma atau jendela kecil di atas pintu yang memiliki ukiran yang berada di atas dinding dan digunakan di antara shoji dan plafon untuk memberikan sirkulasi udara dan cahaya. Ranma dibuat dalam berbagai macam variasi ukuran. Di daerah barat ranma digunakan sebagai ventilasi dan dekorasi dinding. Ranma dapat ditempatkan sebagai shoji, dalam dinding atau dengan cahaya dibelakang dekorasi tersebut. Cahaya dapat ditempatkan di belakang ranma untuk menerangi sebuah desain bangunan. Ranma dapat dikatakan sebagai kusen.

Ranma
6. Toko no ma (床の間)
Tokonoma adalah suatu ruangan yang berukuran lebih kecil dari ruangan yang ada di dalam rumah. Letaknya berada di dalam kamar dengan posisinya lebih tinggi beberapa inchi dari lantai tatami (gaya ruangan masyarakat Jepang). Alasan mengapa tokonoma dibuat satu tingkat lebih tinggi dari lantai sebuah ruangan (tatami) adalah karena pada zaman dahulu sebelum pengaruh agama Budha masuk ke Jepang, bangsa Jepang telah mengalami sistem kepercayaan dinamisme yaitu percaya bahwa alam adalah segalanya dan dapat dikatakan sebagai dewa bagi mereka. Mereka juga percaya bahwa kesucian orang Jepang berasal dari alam dan kemudian menciptakan manusia sebagai bagian dari alam. Maka mereka sering melakukan persembahan kepada dewa-dewa mereka di dalam sebuah ruangan yang dilengkapi dengan segala yang berbau alam seperti: ikebana dan dupa. Lantai pada ruangan persembahan ini sengaja dibuat satu tingkat lebih dari ruangan tatami dengan alasan bahwa lantai atas pada ruangan pemujaan ini diilustrasikan sebaga dewa, sedangkan lantai bawah (tatami) diilustrasikan sebagai manusia. Pada akhirnya setelah pengaruh agama Budha mulai masuk ke Jepang maka ruangan persembahan ini pun telah berubah menjadi sebuah bangunan yang dinamakan Butsudan (altar bagi agama Budha). Seiring dengan berjalannya waktu maka Butsudan ini telah berubah menjadi sebuah bangunan yang dinamakan tokonoma.

Toko no Ma
6. Genkan (玄関)
Genkan adalah koridor tempat penghuni rumah atau tamu masuk dan melepas sandal mereka. Memang orang Jepang punya kebiasaan unik melepas sandal sebelum masuk rumah. Tujuannya adalah supaya tidak mengotori tatami mereka (Seperti sinchan yang sering dimarahin mamanya karena lupa melepas sandal).

Genkan

7. Roka
Di pinggir rumah terdapat lorong dengan lantai kayu yang disebut “roka”.

Rokka

8. Toilet (和式トイレ)
Toilet tradisional jepang (washiki) adalah kloset jongkok juga dikenal sebagai kloset Asia. Kebanyakan kloset jongkok di Jepang terbuat dari porselen. Para pengguna toilet di Jepang kebalikan dari Indonesia dimana mereka menghadap ke dinding di belakang toilet pada gambar terlihat di sebelah kanan. Kloset jongkok dibagi menjadi dua jenis: kloset yang berada di permukaan lantai, dan kloset yang berada di bagian lantai yang ditinggikan sekitar 30 cm Yang terakhir ini lebih mudah digunakan bagi aboi-aboi untuk buang air kecil sambil berdiri.
Washiki
Cara Pakai
8. Kamar Mandi
Umumnya rumah tradisional Jepang jarang memiliki kamar mandi. Bukan karena orang jepang jarang mandi tetapi karena mereka lebih senang mandi di tempat pemandian umum (sento atau onsen). Biasanya tempat pemandian tersebut dipisah antara cewek dan cowok, tetapi ada juga pemandian campuran. Waw buat para cowok pastinya kesenengan ada tontonan gratis.
Sento

9. Dapur
Ada dua jenis dapur di rumah tradisional Jepang, yang pertama dengan tungku dan yang kedua dengan cara digantung. Kedua cara ini sama-sama menggunakan kayu bakar.
Dapur Kayu Bakar
Dapur di Gantung
10. Taman
Taman bergaya Jepang juga unik. Taman Jepang umumnya asimetris dan memiliki tiga unsur utama, yaitu air (melambangkan kesucian dan kehidupan), tanaman (melambangkan keabadian), dan batu (melambangkan alam).

Taman